Air Hujan Membanjiri Rumah 3 Kali Dalam Setahun
Hujan. Saya sempat trauma dengan kata ini. Bagaimana tidak,
ia telah membuat rumah saya kebanjiran tiga kali di tahun 2014 ini. Pertama, di bulan Januari. Hujan besar datang tiada
henti menimbulkan keributan di atap rumah. Tak hanya itu, ia menerobos masuk
lewat atap yang bolong karena terus menerus didesak air hujan. Lubang-lubang
kecil di lantai juga mengeluarkan bunyi “blup blup blup”, tanda air mulai
masuk. Lubang pengeluaran air di kamar mandi tak kuasa lagi menahan air yang
merangsek masuk. Diserang air dari berbagai arah, rumah saya pun sukses menjadi
kolam air alias banjir.
Yang kedua, saya lupa bulan apa. Yang saya ingat, sore itu
saya menanti suami pulang kerja dengan harap-harap cemas. Hujan belum juga
berhenti, sementara air sudah masuk ke dalam rumah setinggi betis. Begitu
sosoknya muncul di depan pagar sambil menenteng sepatu, saya langsung lega.
Dalam kondisi seperti ini, keadaan apapun siap dihadapi asal ada teman
seperjuangan.
Kami langsung membawa tas berisi pakaian dan bermaksud
mengungsi ke rumah kakak di blok lain, karena mendengar berita bahwa air akan
terus naik. Di jalanan, air sudah setinggi paha, lama-lama sepinggang. Suami
menggendong anak pertama, saya menggendong anak kedua. Kami berjalan pelan
menembus banjir. Hujan masih turun berupa rintik-rintik. Ternyata, jalan menuju
rumah kakak lebih parah, banjirnya sampai setinggi dada. Akhirnya dengan
pakaian basah, kami mengungsi di masjid. Suami pulang lagi untuk mengambil
makanan. Kami belum makan malam.
Semakin malam, hujan mulai menipis. Air mulai surut.
Orang-orang mulai pulang ke rumahnya untuk bersih-bersih. Di depan masjid, kami
melihat suami kakak kami sedang menunggu air surut. Setelah jalanan kira-kira
bisa dilewati, kami diajaknya menginap di rumahnya. Kakak kami sendiri masih
terjebak di jalan karena jalanan macet akibat banjir ini. Esoknya baru kami
pulang ke rumah dan bersih-bersih.
Yang ketiga, banjir terjadi di bulan Ramadhan. Sama seperti
sebelum-sebelumnya. Hujan turun dengan deras dan lama. Tanah tak mampu menahan
hujan dan masuk ke rumah. Beberapa jam kemudian surut, dan kami membersihkan
rumah. Air hanya mampir seperti tamu, namun tak diundang.
Hujan. Bukan salahnya yang membuat rumah saya banjir. Mungkin
karena ulah manusia sendiri yang suka membuang sampah sembarangan. Di komplek
rumah, pernah loh ada orang yang membuang banyak pakaian bekas ke sungai. Untung
ada yang mencegah. Di daerah saya di pinggir kota ini merupakan daerah yang
diincar pengembang untuk membuat rumah-rumah. Lahan hijau banyak yang sudah
beralih menjadi perumahan. Mungkin mereka lalai membuat sistem pembuangan air
yang baik agar tak terjadi banjir. Terlebih komplek rumah saya terletak tak
jauh dari sungai dan lokasi lebih rendah dari rumah penduduk lain.
Hujan, diturunkan
Tuhan dengan berbagai hikmah, diantaranya:
- Rahmat Allah untuk seluruh makhluk (QS As Syuura: 28)
- Rizki bagi seluruh makhluk (QS Adz Zaariyat: 22)
- Pertolongan untuk wali-wali Allah (QS Al Anfal: 11)
- Alat bersuci hamba-hamba Allah (QS Al Anfal: 11)
- Pemisalan akan kekuasaan Allah menghidupkan kembali makhluk kelak pada hari kiamat (QS al a’rof: 57)
- Azab bagi para pelaku maksiat (QS Al Ahqof: 24-25)
Sekarang, jika hujan cukup deras datang, saya baca doa turun
hujan, “Allahumma Sayyiban naafia, Ya Allah turunkan hujan yang bermanfaat.” Saya
baca doa sebanyak-banyaknya, karena salah satu doa yang mustajab adalah doa
yang diucapkan saat turun hujan. Saya angkat barang-barang yang bisa diangkat
ke atas. Walaupun harta adalah titipan Tuhan, bisa dicari lagi, dan tidak
dibawa mati, namun manusia juga perlu berikhtiar kan. Selanjutnya, setelah
ikhtiar dan doa dijalani, tinggal memasrahkan segalanya pada pemilik hujan,
Allah SWT.
Sumber referensi: https://id-id.facebook.com/notes/ahsantv-indonesia/hikmah-diturunkannya-hujan/293519317330779
Saya pernah juga mengalami kebanjiran pada waktu masih tinggal di Tj Priuk, bukan hanya 4 kali setahun tapi tiap bulan purnama....
ReplyDeleteWaduh...
DeleteAlhamdulillah rumahku gk prnh kebanjiran (jngn sampai juga).
ReplyDeleteMungkin harus dipersiapkan juga rumahnya mbak ketika musim hujan tiba. Agar tdk terulang lg banjirnya :)
Sekarang ditinggikan terasnya dan lubang2 ada penjaganya:)
DeleteTempatku tiap musim hujan pasti banjir, untunglah rumaku tinggi.
ReplyDeletenah itu pa, blm ada dana kalu ditinggiin semua rumah, baru teras aja :)
Deletekalau rumahnya sering kebanjiran, berarti harus hati-hati nyimpan dokumen ya, mbak. Jangan sampai rusak. Ej,jadi kepo. tempat tidurnya pernah kelewat sama banjir, ga, sih?
ReplyDeletealhamdulillah dokumen2 selmaat mba karena ditaruh di lemari paling atas :) kalo kasur pernah sih kecipratan aja pas lagi dijemur abis banjir, sama anakku dicipratin air lagi katanya mau dibersihin huhu
DeleteKasian rumahnya terkena musibah banjir, semoga cepat surut banjirnya mbak :)
ReplyDeleteaamiiin...sekarang sih nggak..itu beberapa bulan lalu
Deletesemoga ada hikmahnya mbak di setiap kejadiannya :)
ReplyDeleteiya mba...pasti ada hikmahnya...
Deletewahhh.... kata orang kalau rumah sudah kebanjiran sekali itu tanda-tanda selamanya daerah situ bakalan kebanjiran terus selamanya mak. Jadi, akhirnya ada dua opsi deh, ditinggikan atau pindah. duh.... hati2 listrik dan dokumen ya mak.
ReplyDeleteIya mba ade akhirnya ditinggiin tp blm semua...listrik yg di bawah jg dipindahin k atas.
Deletebanjir juga sudah menjadi langganan di rumah ibu mertua saya mak... :)
ReplyDeleteIbu tinggal di daerah mana mba??
DeleteMak tinggal di daerah mana tho? kok banjir sampe 3x, jekardah ya? alahamdulillah saya jangan sampe kena hujan deh
ReplyDeleteIya mak jangan sampai..saya di bintaro tangerabg selatan
Deletewah Mbak, bisa ngebayangin repootnya saat banjir ya. Jadi ikut prihatin. Hujan memangtidak bisa disalahkan, manusialah yang membuat alam jadi tidak seimbang. ditempat saya, lahan-lahan subur sudah jadi perumahan semuanya. miris. mbak punya halaman? coba buat lubang resapan. mungkin bisa membantu mengurangi dampak bajir, apalagi bila dilakukan secara kelompok
ReplyDeleteIya mak..sudah lama ingin bikin lubang resapan..cari tukang yg paham..
Delete